Moneter

Sri Mulyani Kasih Pr Ke Ojk, Minta Penduduk Ri Dapat Melek Keuangan 100%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati gelar jumpa pers pemaparan APBN. Menurut Sri Mulyani APBN surplus Rp 75,7 triliun hingga April 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati – Foto: Andhika Prasetia

Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diminta untuk mendongkrak indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia hingga 100%. Hal tersebut diminta oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terhadap Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.

“Saya berharap akan menjadi inklusi 100% penduduk Indonesia dan literasinya dapat 100%, pria maupun perempuan. Dan itu mestinya dapat diraih dalam waktu selama Bu Kiki dan Pak Mahendra di OJK,” kata Sri Mulyani, dalam aktivitas Edukasi Keuangan BUNDAKU OJK di Gedung Dhanapala, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).

“Janji ya pak ya? Bu Kiki kayaknya eksklusif lemas. Nanti ditagih ya Bu Kiki,” sambungnya.

Diketahui, kepemimpinan Mahendra di OJK akan berjalan hingga tahun 2027. Hal ini berarti, masih ada waktu hingga 3 tahun untuk OJK memburu target indeks inklusi dan literasi 100% tersebut.

Sementara menurut data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2023, indeks inklusi keuangan meraih 75,02% dan literasi meraih 65,4%. Dengan demikian, masih dikehendaki 25% lagi untuk meraih tingkat inklusi 100%, dan sekitar 35% untuk meraih tingkat literasi 100%.

Baca juga: Jokowi Usul Restrukturisasi Kredit COVID-19 Diperpanjang, Begini Respons OJK

“Jadi masih the last mile untuk inklusinya, dan untuk literasinya masih half way to go. Kaprikornus kita semua mesti melakukan pekerjaan keras,” ujar Sri Mulyani.

Di samping itu, hasil SNLIK 2023 juga tercatat masih ada gap antara inklusi dan literasi meraih 9,6%. Artinya, tingkat pengertian penduduk terhadap produk/layanan keuangan masih lebih rendah sehingga rentan terhadap pengambilan keputusan atau pengelolaan keuangan yang kurang bijak.

Hasil survei tersebut juga mencatatkan, literasi dan inklusi keuangan wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Tercatat tingkat inklusi pada wanita meraih 76,08% sementara untuk pria meraih 73,97%. Sedangkan untuk tingkat literasi, pada wanita meraih 66,75% dan pada pria meraih 64,14%.

“Dengan pertumbuhan yang kini ini ada, ekonomi maju. Tapi nggak seluruhnya maju. Masih banyak rakyat kita yang belum maju dan kita yang maju berkewajiban untuk terus mengembangkan yang belum maju. Di dalam situasi ini, teknologi digital dan susukan terhadap banyak sekali penawaran dan informasi, maka rakyat yang tidak literasi dari segi keuangan menjadi objek yang sungguh rentan,” tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mengaku bahagia mendengar bahwa OJK lewat Dewan Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen terus menggencarkan program-program literasi dan inklusi keuangan. Hal ini tergolong juga dengan bikin aktivitas yang khusus menyasar perempuan.

“Perempuan itu menjadi salah satu strategic constituent yang sungguh penting di dalam bikin awareness atau kesadaran perihal pentingnya opportunity, yaitu potensi untuk maju menggunakan teknologi digital, dan juga dari segi mempertahankan diri sendiri maupun keluarga serta masyarakat,” pungkasnya.

Lihat juga Video: Pansel Serahkan 6 Nama Calon Dewan Komisioner OJK ke Jokowi

[Gambas:Video 20detik]

literasi keuanganmenteri keuanganinklusi keuangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *