Smart Fisheries Village Banyuwangi Bersiap Suplai Ikan Makan Bergizi Nasional

Banyuwangi –
Banyuwangi kaya potensi laut. Salah satunya perikanan dengan metode kecerdikan daya air tawar. Ini menjadi objek mempunyai potensi buat mengoptimalkan kenaikan pemenuhan keperluan pangan Nasional.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) lewat Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi membuatkan kecerdikan daya ikan lele dengen metode Bioflok atau kolam bundar.
Melalui metode ini, kecerdikan daya ikan lele memungkinkan kapasitas panen meraih 3 ton per kolam dengan angka fatality rate rendah merupakan di bawah 10%.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) I Nyoman Radiarta dalam kunjungan kerjanya ke daerah kerja BPPP Banyuwangi menyaksikan eksklusif proses kecerdikan daya lele dengan metode itu.
Selain itu, ia juga meresmikan Smart Fisheries Village (SFV) yg menjadi kegiatan unggulan optimalisasi potensi balai besar yg berada di bawah Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Nyoman Radiarta menyebutkan SFV di Banyuwangi layak diapresiasi alasannya merupakan dapat mengoptimalkan aset untuk berinovasi dan membangun jejaring produktif baik dengan penduduk maupun pebisnis yg menyerap produk lele hasil kecerdikan daya Bioflok.
Menurutnya, poin pentingnya dari kegiatan Desa Perikanan Cerdas itu juga bisa membaca keperluan pasar. Di mana dalam waktu dekat, Indonesia dituntut mempunyai kelimpahan buatan pangan buat menopang kegiatan Makan Bergizi Gratis yg digagas Kepala Negara Prabowo Subianto.
Baca juga: Dukung Program Pangan, Warga Bojonegoro Didorong Budi Daya Buah |
![]() |
“Ada UPT inti dan UPT Plasma jadi kami tidak bisa lihat secara parsial, kalau misal kalian optimalkan menyerupai di Ciamis misalnya satu desa jadi penghasil ikan Nila maka kegiatan UPT yang kemudian dikolaborasikan dengan desa atau penduduk sekitar dan ini ditangkap selaku potensi yg besar,” ujarnya, Rabu (25/12/2025).
“Misal dengan mempergunakan dana desa membudidayakan lele bioflok dan kami selaku pemerintah menunjukkan asistensi memperlihatkan training sehingga itu jadi pusat buatan ikan. Kaprikornus dapur-dapur untuk kegiatan makan gizi gratis itu mampu ambil ikan dari sana,” tegas Radiarta.
Ia menegaskan, rancangan produktivitas dari hulu hingga hilir yang dipraktekkan BPPP Banyuwangi sanggup menjadi best practice yang mampu diimplementasikan secara masif kolam pada kegiatan SFV UPT inti maupun plasma.
Salah satu best practice di mana kecerdikan daya lele bukan cuma berkonsentrasi pada pembesaran tetapi juga pada sokongan pakan dari hasil buatan sendiri yang sanggup menekan angka pengeluaran hingga 50%.
“Saya sungguh baiklah dengan rancangan begini Kaprikornus dari hulu hingga Hilir. Di sini merencanakan pakan sendiri alasannya merupakan kalau kami beli pakan 1 kilonya Rp13.000 margin kegunaannya tak ada. Dengan buatan pakan sendiri cuma 6.000-7.000 dengan harga jual lele Rp 20.000 artinya sungguh besar margin keuntungan. Tentu ini juga akan menjadi potensi memperbesar Pendapatan Negaa Bukan Pajak (PNBP) dari UPT,” kata I Nyoman Radiarta.
Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan BPPP Banyuwangi bukan cuma konsentrasi pada pembudidayaan tapi juga kenaikan kapasitas kemampuan dan keahlian.
Peningkatan kapasitas kemampuan dan keahlian itu ditujukan biar mereka yang didampingi mempunyai kesanggupan sedang pekerjaan di kapal-Perahu ikan baik di dalam maupun di luar negeri.
Baca juga: 60 Model Soal ANBK Kelas 5 SD Materi Literasi, Numerasi dan Karakter |
![]() |
Termasuk kenaikan kapasitas pelestarian lewat SFV berbasis konservasi di bahari Bangsring. Apa yg dimiliki semua UPT pasti yang juga hadir di Banyuwangi untuk sharing pengalaman dan teknologi bisa saling membuatkan produk unggul yg nanti bisa menjadi potensi potensi kenaikan PNBP.
“Sebagai satker PNBP kami juga dituntut bagi mampu mengembangkan pendapatan negara bukan pajak dan itu dapat ditingkatkan dari apa yg kami punya. Terus terperinci buat mengandalkan dari pemerintah itu sungguh terbatas,” ujarnya.
Dengan adanya PNBP dan pengembangan 74% dari aset punya BPPP Banyuwangi, ia yakin hal ini dapat merangsang pengembangan BPPP Banyuwangi. Menurutnya, ini yaitu sketsa kerja sama dalam hal pengelolaan yg baik.
“BPP Banyuwangi juga kemarin menjadi motor training internasional yg kami selenggarakan bagi penerima dari Afrika yg kalian selenggarakan di Bali dan kita memperkenalkan kecerdikan daya ikan nila yang kalian lakukan selama ini dan mulai mereka terapkan di negara masing-masing,” katanya.
Hadir di kegiatan pembukaan training dan kenaikan kapasitas dampingan BPPSDMKP, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Dia menyambut baik kegiatan SFV di Banyuwangi dan berharap menjadi potensi kerja sama kenaikan perekonomian warga sekaligus bagi menyanggupi keperluan ikan di kegiatan Makan Bergizi Nasional.
“Kesempatan ini mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh teman-teman pelaku perikanan yang ada di Banyuwangi dan kalau bicara potensi Banyuwangi bukan hanya air bahari namun juga tawar. Kalau kita bicara perikanan pasti juga soal lingkungan bagaimana kalian bersinergi mempertahankan lingkungan biar lebih baik untuk jangka panjang,” kata Ipuk.
“Banyuwangi sesungguhnya sudah menjalankan pengembangan budidaya perikanan dengan Dinas perikanan dan juga disokong BPPP untuk kegiatan pengembangbiakan ikan lele namun dengan skala rumah tangga dengan memakai Bioflok sungguh manis sekali yang tak cuma pemenuhan gizi pada kegiatan makan gratis namun juga kenaikan ekonomi,” ujarnya.

Video: Saran Menu Makan Gratis yg Bergizi dan Awet hingga Jam Buka Puasa
Video: Saran Menu Makan Gratis yang Bergizi dan Awet hingga Jam Buka Puasa
smart fisheriesbioflokmakan bergizi gratisbudi daya ikanikan lelebanyuwangi