Kecele Kontes Tari Nasional Di Semarang, Penerima Mau Lapor Polisi

Semarang –
Para penerima Lomba Tari Nasional di Semarang mengaku dirugikan alasannya yakni ketidakjelasan kontes tersebut. Salah satu pemilik sanggar yang mewakili 5 regu penerima lomba, Juju Jumarni (30) mengatakan akan lapor polisi bila panitia tak memberi ganti rugi.
“(Lapor polisi?) Ya lapor lah, jikalau nggak diganti rugi,” tegasnya di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Jumat (20/12/2024).
Diketahui, kontes yang diselenggarakan Semarang Economy Creative itu semestinya dilakukan pagi ini di Taman Indonesia Kaya (TIK), Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. Namun hingga malam ini kontes yang diagendakan akan berjalan hingga Minggu (22/12) itu belum juga terlaksana.
Pantauan detikJateng di Taman Indonesia Kaya, peralatan kontes yang sebelumnya terpasang di Taman Indonesia Kaya sendiri sudah tidak lagi terpasang. Para penerima juga telah pulang sejak sekitar pukul 17.00 WIB.
Juju menyampaikan, dirinya dan puluhan penerima kontes tari itu sudah tiba di TIK sejak pagi. Mereka telah bersiap, mengenakan atribut tari, merias wajah, dan berlatih di TIK buat mengikuti lomba.
Baca juga: Lomba Tari di Semarang Diduga Catut Gubernur, pemerintah provinsi Pastikan Tak Berizin |
“Persiapan latihan pun kami memerlukan ongkos yg nggak sedikit. Biayanya jikalau tari nggak main-main,” jelasnya.
Ia mendaftar kontes tersebut seharga Rp 100 ribu per regu. Tapi menurutnya, buat mengikuti kontes tari, ongkos yg dikehendaki lebih dari itu, sehingga ia menuntut kompensasi 4 kali lipat dari panitia penyelenggara.
“Selain menghabiskan waktu, tenaga, ongkos buat kostum, make up, guru tari. Tambah ongkos registrasi Rp 100 ribu. 1 kalangan dapat hingga Rp 200 ribu lebih,” tuturnya.
Terlebih, para penerima sudah mengkonsumsi waktu usang buat berlatih. Menurutnya, hal itu yg dinilai paling mahal.
“Kalau misalkan ini batal, kami minta ganti rugi dari pihak panitia. Kalau dapat empat kali lipat, alasannya yakni kalian antisipasi latihan dan lainnya itu mahal loh. Latihannya saja sebulan lebih,” lanjutnya.
Baca juga: Lomba Tari Nasional di Semarang Mundur Tak Jelas, Panitia Buka Suara |
Sebelumnya, dalam poster kontes tari yg semestinya digelar pukul 09.00 WIB di TIK itu, tertulis bahwa kontes memperebutkan piala Gubernur Jateng. Para penerima sudah tiba sejak pagi dan sempat menanti hingga sore. Namun kontes batal digelar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Uswatun Khasanah mengatakan, tidak mengenali acara tersebut.
“Kalau Pemprov tak mengadakan kontes itu. Untuk diketahui terkait perkara tersebut acara dilakukan oleh penduduk tanpa kerjasama Disdikbud Provinsi,” kata Uswatun di ketika dihubungi detikJateng, Jumat (20/12).

Video: KPK Resmi Tahan Walkot Semarang Mbak Ita dan Suami
Video: KPK Resmi Tahan Walkot Semarang Mbak Ita dan Suami
lomba tari nasionalsemaranglomba tari semarangtaman indonesia kayaberita jateng