Moneter

Aset Keuangan Syariah Diramal Berkembang Rp 3.430,9 Triliun Tahun Depan

Ilustrasi digitalisasi bank syariah.
Ilustrasi – Foto: Shutterstock

Jakarta

Perbankan syariah diproyeksi tetap berkembang tahun depan kendati akan menghadapi sejumlah tantangan. Adapun kemajuan perbankan syariah akan ditopang oleh harapan kemajuan penyaluran pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga sampai dua digit.

Chief of Economist PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menuturkan, sektor keuangan syariah diperkirakan melanjutkan kemajuan faktual di tengah tantangan perekonomian domestik tahun 2025.

Adapun di tahun 2025, Banjaran menyebut sektor keuangan syariah nasional diprakirakan berkembang ke kisaran Rp3.157,9 triliun sampai Rp3.430,9 triliun dari segi aset. Diketahui, realisasi aset keuangan syariah pada September 2024 masih di level Rp2.744 triliun atau naik 11,9% (year on year/yoy).

Dengan penemuan yang dijalankan para pelaku industri keuangan syariah dan disokong regulasi, ia mengaku optimistis sektor keuangan dan industri halal dalam negeri akan kian meningkat dan berperan dalam kemajuan perekonomian nasional.

“Ekonomi dan keuangan syariah didorong untuk berperan secara lebih aktif, salah satunya lewat pengembangan industri halal selaku sentra kemajuan ekonomi baru,” ungkap Banjaran dalam program Sharia Economic Outlook 2025: Critical Eleven di Kantor Pusat BSI, The Tower, Jakarta, Senin (23/12/2024).

Baca juga: PPN Naik Kaprikornus 12% Bisa Lemahkan Konsumsi Rumah Tangga?

BSI sendiri, tutur Banjaran, memiliki potensi berdampak untuk menjadi pemeran utama yang mendorong gerak industri keuangan syariah dan perekonomian halal nasional pada tahun 2025. Dalam hal ini, ia menyebut BSI sudah konsisten mengerjakan fungsi lebih dari sekadar bank syariah dengan fungsi intermediasi.

“BSI sudah berperan aktif dalam menghubungkan serta menggerakkan ekosistem ekonomi halal nasional. Dengan penguatan tugas yang dilakukan, serta inovasi-inovasi yang terus dikembangkan, BSI sanggup kian memperkuat kiprahnya dalam menggerakkan sektor keuangan dan perekonomian nasional,” ungkapnya.

Selain itu, ekonomi dan keuangan syariah sanggup mengoptimalkan kesempatannya lewat pengembangan industri halal selaku sentra kemajuan ekonomi baru. Ia menyebut, penguatan industri halal potensial mendorong pendapatan pajak dan penerimaan zakat yang krusial untuk mendukung kemajuan ekonomi yang lebih inklusif.

Ia menilai, taktik pemanfaatan ekonomi syariah untuk pembangunan ekonomi 5 tahun ke depan berpeluang bikin sumber kemajuan gres yang didorong dari pengembangan sektor pariwisata, akselerasi produk industri halal, sampai pengembangan sektor keuangan sosial syariah Ziswaf.

Banjaran menganggap pengembangan sektor keuangan berbasis sosial, menyerupai Ziswaf akan berperan besar dalam mendukung kemajuan ekonomi yang lebih inklusif.

“Strategi ekonomi syariah lewat penciptaan sumber kemajuan gres tersebut dibutuhkan sanggup mendorong kemajuan tax base dan zakat base, yang pada balasannya sanggup mendukung kemajuan ekonomi Indonesia yang lebih inklusif,” tutupnya.

syariahperbankan syariahpertumbuhan ekonomiaset keuanganekonomi inklusifindustri halal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *