Konsumen Kendaraan Beroda Empat Di As Terjangkit ‘Virus’ Panic Buying, Ini Wanti-Wanti Pakar

Disitat dari CBS News dan Times Union, Konsumen Kendaraan Beroda Empat penduduk AS ramai-ramai menyerbu dealer Honda dan Stellantis di kawasan setempat. Mereka khawatir, harga kendaraan beroda empat yang sudah mereka incar sejak usang naik drastis. Sehingga, semakin ketat untuk dibeli.
Baca juga: ANTAM Cetak Keuntungan Rp 3,85 T, Naik 25% |
Mengutip pernyataan Trump, kebijakan impor kendaraan semestinya sudah berlaku sejak permulaan bulan ini. Namun, sejumlah pabrikan masih menahan harga dan belum menaikkannya. Menurut prediksi pengamat, peningkatan gres terasa mulai pekan depan.
“Tidak disangsikan lagi, harga kendaraan beroda empat pekan depan akan lebih mahal ketimbang hari ini,” ujar Dr. Kishore Kulkarni selaku profesor ekonomi di MSU Denver, dikutip Selasa (8/4).
![]() |
Joseph McCabe selaku Presiden Direktur dan CEO firma penasihat AutoForecast Solutions mengaku tidak heran seandainya pelanggan kendaraan beroda empat di AS terjangkit ‘virus’ panic buying sehabis pengumuman tarif 25 persen. Sebab, saat kebijakan tersebut sudah berlangsung penuh, ada kemungkinan harga kendaraan dapat naik drastis.
“Anda menyaksikan banyak orang pergi ke tempat pemasaran kendaraan beroda empat lebih singkat ketimbang fikiran awal, alasannya yakni mereka tidak tahu kapan atau berapa banyak tarif akan menambah beban pengeluaran mereka,” ungkapnya.
“Kendaraan yang harganya lebih terjangkau, katakanlah di bawah US$ 30 ribu, kemungkinan besar akan tersingkir dari pasar,” tambahnya.
Sementara Pakar Keuangan dari NerdWallet, Kimberly Palmer mewanti-wanti, kendaraan beroda empat ialah keperluan tersier yang harganya cukup tinggi. Sehingga, sebelum membelinya, mesti dipastikan matang-matang alias tak boleh panic buying.
“Membeli kendaraan beroda empat ialah keputusan finansial yang sungguh besar. Harganya mahal dan berefek signifikan pada keuangan Anda, jadi jangan terburu-buru jika belum sepenuhnya siap,” kata Palmer.
![]() |
Namun, jika keputusan berbelanja kendaraan beroda empat sudah dirumuskan sejak usang dan dananya memang sudah disiapkan, maka ini waktu yang sempurna untuk menjalankan transaksi. Sebab, harganya masih condong stabil.
“Jika Anda tahu Anda perlu berbelanja kendaraan beroda empat dan itu sudah Anda putuskan dan sesuaikan dengan budget Anda, maka masuk nalar untuk mempercepat rentang waktu pembelian,” kata dia.
Sebagai catatan, peningkatan harga kendaraan di AS masih belum dapat diprediksi dengan akurat. Namun, menyaksikan pergerakan pasar kini ditambah semua dinamika yang ada, maka kenaikannya diyakini berkisar US$ 8 ribu (Rp 133 jutaan) sampai US$ 15 ribu (Rp251 jutaan).
Sementara Laboratorium Pendanaan Universitas Yale memprediksi, harga kendaraan di AS rata-rata akan naik 13,5 persen atau sekira US$ 6.400 (Rp 110 jutaan) untuk lebih banyak didominasi kendaraan beroda empat yang dipakai warga setempat. Kemudian untuk kendaraan beroda empat impor seumpama bikinan Hyundai dan Kia, kenaikannya lebih signifikan.